Komisi VII Apresiasi Pencapaian Sektor Energi Indonesia Tahun 2021
Ketua Komisi VII DPR RI Sugeng Suparwoto saat membuka Rapat Dengar Pendapat dengan Kepala SKK Migas di Gedung Nusantara I, Senayan, Jakarta, Rabu (2/2/2022). Foto: Kresno/nvl
Meskipun dilanda pandemi Covid-19 hingga kini, Komisi VII DPR RI mengapresiasi pencapaian sektor energi yang mencatat kinerja positif sepanjang tahun 2021. Mencapai target-target yang telah ditetapkan, perolehan ini diharapkan bisa memacu kinerja yang lebih baik pada tahun 2022.
Demikian hal tersebut disampaikan oleh Ketua Komisi VII DPR RI Sugeng Suparwoto saat membuka Rapat Dengar Pendapat dengan Kepala SKK Migas di Gedung Nusantara I, Senayan, Jakarta, Rabu (2/2/2022). Membahas pencapaian dan kinerja industri hulu migas sekaligus investasi bidang eksplorasi tahun 2021, dirinya ingin setiap stakeholder berkontribusi mempertahankan kinerja tersebut.
“Di tengah pandemi Covid-19 yang belum berakhir pada 2021, sektor energi mencatat kinerja yang positif. Salah satunya sub sektor migas berhasil mencapai target yang telah ditetapkan, di antaranya pemanfaatan gas bumi untuk domestik dan penerimaan negara terutama PNBP Sumber Daya Alam Migas,” tutur Sugeng.
Politisi Partai NasDem itu menjabarkan, pemanfaatan gas bumi untuk kebutuhan dalam negeri pada tahun 2021 mencapai 66 persen, di mana di atas target yang ditetapkan pemerintah sebesar 65 persen. Pemanfaatan gas bumi untuk kebutuhan dalam negeri, ia menekankan, harus ditingkatkan demi mendukung tumbuh kembang industri dalam negeri.
Pada kesempatan yang sama, dirinya menjelaskan kontribusi PNBP Sumber Daya Alam Migas terhadap penerimaan negara tahun 2021 mencapai Rp97,98 triliun dengan tingkat ketercapaian 130 persen dari target APBN. Kenaikan kontribusi Peningkatan PNBP sumber daya alam Migas ini disebabkan kenaikan harga minyak bumi di pasar global yang mencapai 90 dolar Amerika Serikat (AS) per barel.
Sedangkan, investasi migas pada tahun 2021 tercatat mencapai 94,59 persen dari target tahun 2021 yaitu sebesar 16,81 miliar dollar AS. Terkait investasi migas ini, maka perlu diimbangi dengan kebijakan yang mendorong eksplorasi secara masif guna mendukung tercapainya visi satu juta barel per hari pada tahun 2030.
Di sisi lain, wakil rakyat dapil Jawa Tengah VIII itu mengakui lifting migas belum menunjukan kinerja yang sesuai harapan. Hal ini terjadi akibat low entry point sebagai imbas pandemi Covid-19 dan unplanned shutdown dalam beberapa proyek. Ia berharap SKK Migas mengambil langkah strategis untuk menyelesaikan isu tersebut.
“Kami menilai perlu dilakukan optimasi pada lapangan eksisting percepatan transformasi resources yang menjadi produksi, dengan mempercepat plan of development yang tertunda serta peningkatan bidang eksplorasi untuk menemukan cadangan baru,” tandas Sugeng. (ts/sf)